Ini salah satu jurus pamungkas yang sering disampaikan orang
ketika dia terjepit. Secara tabiat, manusia tidak mau disalahkan. Sekalipun dia
bersalah. Hingga pada gilirannya, ketika dia memang benar-benar salah, dan
tidak ada ruang untuk menghindar, dia akan membela hatinya, ’yang penting-kan
hatiku baik.’
Anda mungkin pernah mendengar ketika ada seorang wanita
diingatkan agar pakai jilbab, jangan mengumbar aurat. Gak gak papa, yang
penting hatiku baik.
Jangan pacaran, itu mendekati zina. Gak papa, yang penting
hatiku baik.
Jaga shalat, jangan sampai ditinggalkan. Gak shalat gak
papa, yang penting hatiku baik.
Jangan percara paranormal. Itu bisa syirik. Gak papa, yang
penting hatiku baik.
Sejuta kata ‘jangan’, bisa dimentahkan hanya dengan satu
kata, ’yang penting hatiku baik.’ Kalo begitu, sampaikan saja, Pak Ustad, Tuan
Guru, gak usah ngajar, gak usah dakwah. Hati umat sudah baik.
Jadi sebut saja, ini kalimat pembelaan.