Hatim Al-Asham
mengungkapkan: “Aku lihat setiap orang itu memiliki teman tempat membuka
rahasia dan berbagi rasa. Aku bertanya pada diriku sendiri: “ Siapa temanku ?
“. Setiap teman dan saudara sudah kulihat sebelum mati. Aku ingin mencari teman
yang akan kubawa sesudah mati. Maka aku mengambil kebajikan sebagai teman untuk
menemaniku hingga hari kiamat nanti, turut bersamaku meniti titian Ash-Shirath,
lalu menegakkan tubuhku dihadapan Alloh Subhanahu wa Ta’ala.
Alangkah bagusnya teman yang dipilih oleh Hatim, Beliau
memandang bahwa semua teman didunia ini adalah teman semasa hidup, semasa kaya
dan semasa memilki kemudahan. Setelah itu, mereka tidak bisa menjadi teman lagi
dan tidak diperlukan lagi. Sebagian orang boleh mencari teman
sebanyak-banyaknya dengan anggapan akan berguna bagi mereka dan akan menolong
mereka. Tetapi semua itu akan terhenti dengan habisnya masa hidup. Setelah itu
manusia akan kembali hidup sendiri, mempertanggungjawabkan apa yang telah
diperbuat, dihisab terhadap dosa yang telah ia lakukan. Bahkan teman-teman yang
dulunya akrab, masing-masing menjadi musuh yang lainnya di hari kiamat. Mereka
saling mencaci dan saling melemparkan tuduhan kepada yang lain. Terkecuali
orang-orang yang bertakwa dan berhati bersih, sebagaimana yang difirman oleh
Alloh Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya: “ Teman-teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertaqwa “ (QS: Az Zukhruf: 67 ).
Karena itulah Hatim memilih teman yang abadi, yang tidak
akan pernah berlari meninggalkannya dan tidak pernah binasa, serta tidak pernah
berbalik haluan menjadi musuhnya, yang ternyata adalah amal kebajikan. Itulah
teman yang selalu memberikan manfaat kepada kita sesudah mati. Yang akan
mengiringi kita diwaktu hisab, bahkan bisa menolong kita kala meniti Ash Shirath,
untuk kemudian memberi ketetapan hati kita untuk menjawab pertanyan dihadapan
Yang Maha Bijaksana.
Kalau kita yang pecundang ini mau juga berteman dengan
kebajikan, pasti akan mendapatkan kebajikan itu sebagai teman yang berguna di
dunia dan di akhirat. Teman yang menyucikan hati dari segala noda, menjauhkan
dirinya dari segala keburukan dan kesedihan, bahwa memelihara dirinya dari
godaan syetan. Ia akan merasa senang dan suka bisa melakukan kebajikan dan bisa
menyebarkan rahmat Ilahi, mengulurkan tangannya untuk menolong orang-orang yang
kesusahan. Kebajikan juga menjadi teman yang berguna bagi pelakunya saat
meninggalkan dunia ini. Namanya akan selalu diingat oleh orang, akan terus
abadi selamanya.
Seseorang akan memilki cerita setelah kematiannya, maka
jadilah kisah yang baik bagi siapa saja yang mau merenungkannya. Sudahkan kita
memilih siapa yang akan menjadi teman kita..?
No comments:
Post a Comment