Syuhada Al Iskandar menjawab :
1. Jelas ada. Sebelum kita menyebutkan fadilah dari membaca
& menghafal Al Qur`an, alangkah pentingnya kita mengetahui haknya terlebih
dahulu, yaitu; 1) Iqamatul Huruf/ menyempurnakan bacaan huruf-hurufnya dan 2)
Iqamatul Hudud/ mengamalkan isi-kandungannya.
2. Diantara fadilah/keutamaannya adalah :
1) Al Qur`an memberi
petunjuk menuju jalan yang lurus.
” إِنَّ
هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ
أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًاكَبِيرًا
“
“Sesungguhnya Al Qur`an ini memberi petunjuk kepada jalan
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang
mengerjakan amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al Isra :
09)
2) Al Qur`an adalah
penyembuh & rahmat bagi orang yang beriman.
” وَنُنَزِّلُ
مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ
إِلَّا خَسَارًا “
“Dan kami turunkan dari Al Qur`an sesuatu yang menjadi
penyembuh dan rahmat bagi orang-orang beriman. Dan Al Qur`an itu tidaklah
menambah bagi orang-orang zalim selain kerugian.” (QS Al Isra : 82)
3) Al Qur`an adalah
perniagaan yang tidak pernah memberi kerugian.
” إِنَّ
الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ “
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah,
mengerjakan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan
kepada mereka dalam keadaan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan pernah merugi.” (QS Fathir : 29)
4) Al Qur`an akan
memberi syafa’at pada hari kiamat.
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
” اقرؤوا
القرآن, فإنّه يأتي يومَ
القِيامِة شفيعاً لأصحابهِ “
“Bacalah oleh kalian Al Qur`an! Karena Al Qur`an akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at bagi para pembaca & pengamalnya.”
(HR Muslim)[1]
Dan dari An Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
” يؤتى
يوم القيامة بالقرآن و
أهله الذين كانوا يعملون
به في الدنيا تقدمه
سورة البقرة و آل
عمران تحاجّان عن صاحبهما
“
” Al Qur`an akan didatangkan pada hari kiamat bersama
ahlinya, yaitu mereka yang mengamalkannya di dunia. Surat Al Baqarah & Alu
‘Imran akan mendatanginya, keduanya menjadi pembela bagi orang yang membaca
& mengamalkannya.” (HR Muslim)[2]
5) Orang yang
mempelajari dan mengajarkan Al Qur`an adalah insan pilihan.
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullahshallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
” خيركم
من تعلّم القرآن و
علّمه “
“Yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari
Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Al Bukhari)[3]
6) Malaikat bersama
orang yang mahir membaca Al Qur`an.
Dari ‘A`isyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
” الذي
يقرأ القرآن و هو
ماهر به مع السفرة
الكرام البررة و الذي
يقرؤه و هو عليه
شاق له أجران “
“Orang yang membaca Al Qur`an dengan mahir[4], akan
(dikumpulkan) bersama para malaikat yang mulia dan selalu berbuat kebajikan.
Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan,
baginya dua pahala.” (HR Al Bukhari & Muslim)[5]
7) Ada permisalan
indah bagi Mukmin yang hatinya terpaut dengan Al Qur`an.
Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullahshallallahu ‘alaih wa sallam pernah bersabda,
” مثل المؤمن الذي يقرأ
القرآن كمثل الأترجة ريحها
طيب و طعمها طيب
و مثل المؤمن
الذي لا يقرأ القرآن
كمثل التمرة لا ريح
لها و طعمها حلو
و مثل المنافق
الذي يقرأ القرآن كمثل
الريحانة ريحها طيب و
طعمها مر و مثل
المنافق الذي لا يقرأ
القرآن كمثل الحنظلة ليس
لها ريح و طعمها
مر “
“Perumpamaan seorang Mukmin yang rajin membaca Al Qur`an ia
laksana Utrujjah, aromanya harum, rasanya pun manis. Adapun permisalan Mukmin
yang jarang membaca Al Qur`an, ia ibarat Kurma kering, tak beraroma, walaupun
manis terasa. Dan perumpamaan Munafik yang membaca Al Qur`an, ia bak Raihanah,
aromanya bagus, tapi rasanya pahit. Adapun permisalan Munafik yang tidak pernah
membaca Al Qur`an, ia bagaikan Hanzhalah, sedikitpun tak wangi, rasanya pun
pahit.” (HR Al Bukhari & Muslim)[6]
8) Karena Al Qur`an,
Allah mengangkat derajat suatu kaum.
Dari Umar bin khaththab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
” إنّ الله يرفع بهذا
القرآن أقوامًا ويضع به
آخرين “
“Sesungguhnya Allah akan akan mengangkat derajat suatu kaum
dengan (sebab mengamalkan) Al Kitab ini. Dan Allah akan menghinakan kaum yang
lain dengan (sebab tidak mengamalkan) nya.” (HR Muslim)
9) Menghafal Al
Qur`an & rajin membacanya siang malam, termasuk cita-cita yang paling
mulia.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, dari baginda
Nabishallallahu ‘alaih wa sallam, beliau bersabda,
” لا حسد إلا في
اثنتين : رجل آتاه الله
القرآن فهو يقوم به
آناء الليل و آناء
النهار و رجل آتاه
الله مالا فهو ينفقه
آناء الليل و آناء
النهار “
“Tidak ada hasad (yang dibenarkan) kecuali dalam dua hal;[7]
Hasad kepada seseorang yang Allah beri anugerah (menghafal) Al Qur`an lalu ia bisa
membacanya dalam shalat-shalatnya sepanjang malam dan siang, serta hasad kepada
seseorang yang Allah beri harta lalu ia menginfakkannya sepanjang siang dan
malam.” (HR Al Bukhari & Muslim)[8]
10) Ketenangan
turun ke muka bumi tatkala Al qur`an dibaca.
Dari Al Bara bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
” كان رجل يقرأ سورة
الكهف وعنده فرس مربوطٌ
بشطنين فتغشته سحابة ٌ
فجعلت تدنو وجعل فرسٌ
ينفر منها فلما أصبح
أتى النّبيّ {صلّى الله عليه
وسلّم} فذكر ذلك له
فقال: ” تلك السّكينة تنزلّت
للقرآن “
(Suatu waktu) ada seorang sahabat sedang membaca surat Al
Kahf. Disampingnya ada seekor kuda yang ditambat kuat pada dua utas tali.
Tiba-tiba ia diliputi awan yang lama-lama kian mendekat. Seketika itu pula,
kuda tersebut kabur darinya. Keesokan harinya, sahabat tadi menghadap baginda
Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam dan mengisahkan kejadian yang dialami. Maka
Nabi bersabda, “Itulah kesejukan dan ketentraman yang diturunkan karena Al
Qur`an.” (HR Al Bukhari & Muslim)
11) Pahala
besar akan diperoleh para pembaca Al Qur`an, sedangkan kerugian akan menimpa
orang yang tidak memiliki hafalan Al Qur`an sedikitpun.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullahshallallahu ‘alaih wa sallam pernah bersabda,
” من قرأ حرفًا من
كتاب الله فله به
حسنة والحسنة بعشر أمثالها,
لا أقول الم حرف,
ولكن ألف حرف ولام
حرف وميم حرف “
“Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitabullah, maka
baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipatkan sepuluh kalinya. Aku
tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim adalah satu huruf. Akan tetapi, Alif satu
huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR At Tirmidzi, ia berkata: Hasan
Sahih)[9]
Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu ‘anhuma, dari
Nabishallallahu ‘alaih wa sallam, beliau bersabda,
” يقال
لصاحب القرآن : اقرأ وارتق ورتّل
كما كنت ترتّل في
الدّنيا, فإنّ منزلتك عند
آخر آية تقرؤها “
“Sohibul Qur`an[10] (yang hafal Al Qur`an dan
mengamalkannya) akan diseru; Bacalah! Dan naiklah terus! Bacalah dengan tartil
sebagaimana engkau membacanya dengan tartil saat di dunia. Sesungguhnya puncak
derajatmu akan dicapai hingga akhir ayat yang mampu engkau baca.” (HR At
Tirmidzi, ia berkata: Hasan Sahih)[11]
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata,
Rasulullahshallallahu ‘alaih wa sallam pernah bersabda,
” إنّ الذي ليس في
جوفه شيء من القرآن
كالبيت الخرب “
“Sesungguhnya orang yang tidak ada sedikitpun dalam dadanya
Al Qur`an, ia bagaikan rumah yang telah hancur.” (HR At Tirmidzi, hadits ini
Hasan Sahih)
Lihat Kitab Riyadh Ash Shalihin, bab ke 180; tentang
keutamaan membaca & mengfahal Al Qur`an (Fadhlu Qira`til Qur`an), karya Al
Imam Yahya bin Syarof An Nawawi[12] rahimahullah.
Wallahu A’lam.
[1] Disahihkan Syekh
Muhammad Al Albani, lihat Sahih Al Jami’ no. 1165.
[2] Lihat Sahih Al
Jami no. 7994.
[3] Disahihkan Syekh
Muhammad Al Albani, lihat Sahih Al Jami’ no. 3319.
[4] Dalam Fathul Bari
Al Imam Ibnu Hajar menukil ucapan Al Imam Al Qurthubi, “Mahir ialah baik/benar
bacaan dan hafalannya.”
[5] Disahihkan Syekh Muhammad Al Albani, lihat Sahih Al
Jami’ no. 5497.
[6] Disahihkan Syekh Muhammad Al Albani, lihat Sahih Al
Jami’ no. 5840.
[7] Hasad yang diperbolehkan ini istilahnya Ghibthah.
Hakikatnya, ia menginginkan nikmat yang diperoleh saudaranya berupa Al Qur`an
yang diamalkan atau harta yang diinfakkan lalu ia mengharapkan keutamaan
tersebut dari Allah, tanpa sedikitpun membenci saudaranya yang Allah beri
nikmat.
[8] Disahihkan Syekh Muhammad Al Albani, lihat Sahih Al
Jami’ no. 7487.
[9] Disahihkan Syekh Muhammad Al Albani, lihat Takhrij Ath
Thahawiyah (139) dan Al Misykah (2137).
[10] Disebutkan dalam
kitab ‘Aunul Ma’bud (4/237), “yang dimaksud dengan Sohibul Qur`an adalah orang
yang senantiasa membacanya dan mengamalkannya, bukan sekadar membaca tanpa
mengamalkannya.”
[11] Dihasankan oleh
Syekh Muhammad Al Albani, lihat Al Misykah (2134).
[12] Beliau wafat pada tahun 676 H di usia 45 tahun.
No comments:
Post a Comment